HargaRata - Rata Kabupaten Pati Pembaruan Terkini, 28 Juli 2022. Komoditi Harga Ini Bulan Sebelumnya Keterangan; Beras IR 64 Premium (Kg) Rp 10.000,00: Rp 9.555,56: 4,65%: Bawang Merah (Kg) Rp 40.000,00: Rp 50.444,44: 20,70%: Bawang Putih Jenis Kating (Kg) Rp 32.000,00: Rp 34.444,44: 7,10%: Kontak Kami Kemudian harga gula pasir premium Rp15.950 per kg, atau harganya tetap. Begitu juga gula pasir lokal Rp14.550 per kg. Harga Minyak goreng curah pada hari ini tetap di Rp15.300 per kg, minyak goreng kemasan 2 Rp22.100 per kg, turun 0,67 persen dan kemasan 1 Rp23.750, turun 0,23 persen. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News. Sayaterkejut, harga bawang merah mulai Rp25.000 - Rp28.000/kg. Artinya pengecer bisa jual Rp35.000 - Rp40.000/kg. Harga ini sudah jauh menurun dari harga sebelumnya," kata Mendag. Mendag menambahkan bahwa komoditas hortikultura lain di Pasar Keputran terus mengalami penurunan. "Segala jenis cabai, harga rata-rata sudah Rp55.000/kg. Fast Money. – Update terbaru harga pangan di pasar tradisonal di seluruh wilayah hari ini, Rabu 7/6/2023. Sejumlah bahan pangan pada perdagangan hari ini terpantau mengalami penurunan harga. Adapun penurunan harga pangan hari ini didominasi oleh komoditas bawang merah, cabai keriting , minyak goreng Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional, harga bawang merah hari ini turun menjadi Rp per kg. Sementara untuk harga cabai keriting merah kini dipatok turun dikisaran Rp per kg Diikuti penurunan harga minyak goreng yang anjlok dikisaran Rp per liter. Berikut update harga sembako pada Rabu, 7 Juni 2023 1. Beras - Beras Kualitas Bawah I Rp per 0,4 persen atau Rp 50 dari harga sebelumnya yakni Rp - Beras Kualitas Bawah II Rp per kg stabil. - Beras Kualitas Medium I Rp per kg stabil. - Beras Kualitas Medium II Rp per kg stabil. - Beras Kualitas Super I Rp per kg stabil. - Beras Kualitas Super II Rp per kg stabil. INFO NASIONAL - Harga bawang merah yang merangkak naik sejak Mei 2022, diperkirakan tidak 1berlangsung lama. Trend kenaikan saat ini merupakan imbas dari penurunan luas tanam saat bulan Maret pada bulan tersebut, terjadi anomali cuaca yang cukup ekstrim dan kurang bersahabat bagi petani bawang merah. Dampaknya, terjadi pergeseran musim tanam yang berimbas pada turunnya produksi. Berdasarkan Data Statistik Pertanian Hortikultura SPH terpantau penambahan luas tanam pada bulan April dan Mei di berbagai sentra baik di Jawa maupun Luar Pulau panen bawang merah dalam beberapa hari ke depan di sentra seperti Bima, Pati, Brebes dan Probolinggo akan semakin data Early Warning System EWS Direktoral Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, produksi bawang merah nasional bulan April 2022 sebesar ton sementara bulan Mei sebesar ton. Meskipun produksi April-Mei 2022 turun sebesar 11 persen namun secara neraca kumulatif dari produksi bulan sebelumnya terkalkulasi masih mampu memenuhi kebutuhan nasional bawang merah tahun lalu bahkan mencapai 2 juta ton, dan tahun ini diperkirakan tidak akan terpaut jauh. Sejak 2017 hingga saat ini, Indonesia tercatat sudah tidak mengimpor bawang merah segar/ luas tanam di bulan April-Mei 2022 mengindikasikan bahwa produksi bulan Juni-Juli 2022 akan berangsur normal kembali. Menurut Sekjen ABMI, M Ikhwan Arif, adanya penurunan produksi di bulan April-Mei tidak terlalu mengkhawatirkan."Luas tanam bulan April di Brebes saja lebih dari hektar. Belum lagi di daerah lain seperti Bima, Probolinggo dan Solok. Pasokan untuk bulan Juni-Juli ini dipastikan akan berangsur normal kembali," kata menyebut bahwa secara nasional, penurunan produksi bawang merah masih dalam kondisi terkendali. Terkait pemberitaan yang menyebut 80 persen bawang merah gagal panen, Ikhwan meluruskan hal tersebut."Bahwa ada serangan OPT itu benar karena kondisi cuaca ekstrim. Bulan Juni ini kita biasa dengan kondisi kering, namun saat ini dimana-mana curah hujan masih cukup tinggi. Tentu ini mendorong tumbuhnya hama penyakit tanaman. Soal persentasenya tentu pemerintah lebih lengkap datanya," ujarnya Ikhwan. Dikonfirmasi terpisah, Ketua Umum ABMI, Juwari, membenarkan bahwa bulan Juni ini pasokan bawang merah akan berangsur normal kembali."Pertengahan sampai dengan akhir Juni diharapkan pasokan sudah mulai normal. Kenapa pasokan Mei sampai hari ini berkurang, karena memang penanaman di bulan Maret lalu kurang berhasil akibat cuaca yang tidak menentu. Kalaupun ada penurunan tidak separah tahun 2020 lalu, tahun ini masih lebih baik dan terkendali." ujar Sholeh, Petani bawang merah Kendal mengaku, menyebut kenaikan harga bawang merah saat ini akibat dari banyaknya petani terutama petani pemula yang enggan menanam lagi sebagai ekses dari jatuhnya harga akhir tahun lalu. "Banyak petani yg mengeluh rugi, karena akhir tahun lalu jatuh harganya. Gak kuat lagi modalnya. Tapi kalau untuk petani yang sudah biasa, tetap menanam," kata pupuk dan obat-obatan yang tinggi saat ini diakuinya sangat mempengaruhi biaya produksi. "Jadi kalau harga saat ini dianggap tinggi, sebenarnya ya nggak. Lha wong harga sarana produksi sekarang udah ganti harga begini, jadi harga acuan di dalam Permendag pun perlu juga diperbaharui," kata memprediksi minggu depan pasokan mulai banyak, karena di Pati dan Bima mulai Sayuran dan Tanaman Obat, Tommy Nugraha saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengamankan produksi bawang merah. Menurut Tommy, setiap bulan pihaknya selalu memantau dan memperbaharui data perkiraan produksi untuk 1-2 bulan mendatang berdasarkan data terkini yang dihimpun dari berbagai berbagai kesempatan, Ditjen Horti disebutnya selalu menyampaikan perlunya kewaspadaan semua pihak terhadap upaya stabilisasi pasokan dan harga bawang merah ini. "Semua dalam pantauan dan terkendali termasuk permasalahan OPT dan dampak iklim. Percepatan tanam telah kami maksimalkan di lapangan. Kami optimis pasokan dan harga bawang merah Juni Juli ini akan kembali normal, sudah banyak panen di berbagai sentra yang siap dipasok ke pasar-pasar seluruh Indonesia," tuturnya.* Seorang petani memegang bawang merah. ilustrasi PATI - Petani di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mengeluhkan rendahnya harga jual bawang merah karena saat ini harga jualnya hanya Rp per kilogram, sedangkan sebelumnya bisa mencapai Rp per kilogram. "Penurunan harga jual bawang merah mulai terasa pada awal Januari 2020 karena bulan Desember 2019 harga jualnya masih cukup bagus sehingga masih menguntungkan buat petani bawang," kata Ngatawi salah seorang petani asal Desa Pagerharjo, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati, Senin 13/1. Ia mencatat harga jual bawang merah sebelum pergantian tahun untuk harga bawang merah super mencapai Rp per kg, bawang merah ukuran sedang per kg dan untuk ukuran kecil Rp per kilogram. Sementara saat ini, kata dia, untuk ukuran tanggung saja dijual Rp per kg, sedangkan ukuran besar dijual dan super turun menjadi Rp per kg. Penyebab turunnya harga bawang merah, salah satunya karena banyaknya petani yang memanen diri tanaman bawang merahnya karena khawatir pertumbuhannya kurang baik menyusul cuaca hujan yang mulai meningkat. Akibatnya, stok bawang merah di pasaran melimpah, sedangkan permintaan cenderung stabil sehingga harganya turun. "Ketika tanaman bawang merah terlalu banyak air, maka buahnya cenderung mengecil sehingga hasil panennya juga menurun," ujarnya. Selain itu, saat ini juga banyak hama penyakit yang mulai menyerang karena curah hujan yang cukup tinggi sehingga banyak petani yang memilih panen dini. Kondisi tersebut, mengakibatkan para petani yang menjual bawangnya pada awal 2020 mengalami kerugian secara bervariasi. Ngatawi mengakui kerugian yang dialaminya untuk setiap hektarenya mencapai puluhan juta karena prediksi hasil penjualan bawang merahnya yang baru dipanen tidak sesuai harapan. Sedangkan, biaya produksi yang dikeluarkan per hektarenya hingga Rp 80 juta. Ia mengusulkan untuk mengatasi permasalahan harga jual bawang merah yang anjlok saat musim panen, maka dibuatkan gudang penyimpan untuk menunda penjualan sehingga ketika harganya meningkat bisa dijual kembali. sumber Antara

harga bawang merah di pati hari ini